Jika Pun Orang Ini Mati, Dosa Mereka Abadi Hingga Ratusan Tahun

Hujjatul Islam Imam al-Ghazali Rahimahullah menjelaskan tentang
dua golongan manusia. Ialah golongan yang celaka dan beruntung. Penjelasan ini beliau maktubkan dalam kitabnya yang monumental, Iha’ ‘Ulumuddin bab Adab al-Kasb.

Jika Pun Orang Ini Mati, Dosa Mereka Abadi Hingga Ratusan Tahun


Dalam penjelasan beliau, seseorang dikategorikan beruntung ketika dia mati dan dosanya juga ikut mati (terhapus). Ialah orang-orang yang senantiasa beramal shalih, lalu mengakhiri hidupnya dengan bertaubat kepada Allah Ta’ala. Ia kembali kepada fitrah, sebab tiada manusia yang bebas dari dosa.

Lantaran taubat yang dikerjakan di sepanjang masa hidup dan akhir hayatnya itu, Allah Ta’ala berikan ampunan. Ampunan itu merupakan bentuk kasih sayang-Nya hingga seorang hamba berhak mendapat warisan surga. Ia kekal. Abadi di dalam tempat penuh kenikmatan itu. Alangkah bahagianya. Semoga kita menjadi bagian dari mereka.

Berkebalikan dengan orang yang mati dan dosanya terhapus, ada golongan yang celaka. Ialah mereka yang mati, tapi belum sempat bertaubat, dan mewariskan dosa kepada generasi-generasi setelahnya.

“Celakalah seseorang yang mati dan dosanya terus menyertai sampai seratus tahun, dua ratus tahun, atau lebih di alam kubur. Sehingga dia harus menerima siksa kubur dan terus ditanya oleh malaikat sampai semua dosanya terbalaskan.” tutur Imam al-Ghazali dalam Ihya’ ‘Ulumuddin yang dikutip oleh Syekh Abdul Fattah Abu Ghuddah dalam menjelaskan Risalah al-Mustarsyidin gubahan Imam al-Harits al-Muhassibi.

Kelompok yang celaka ini disebutkan oleh Allah Ta’ala dalam Firman-Nya,

“Dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan.” (Qs. Yaa Siin [36]: 12)

Dalam menafsirkan ayat ini, Imam al-Ghazali menyebutkan, Allah Ta’ala mencatat semua amal yang telah dikerjakan oleh seseorang dan semua jejak yang ditinggalkan. Jejak yang dimaksud adalah keburukan yang mereka kerjakan dan diteladani oleh generasi-generasi setelahnya.

Alangkah celakanya kelompok ini. Kemudian sang Imam menjelaskan beberapa contoh orang yang sudah mati, tapi dosanya kekal dan terus bertambah hingga ratusan tahun setelah kematiannya.

Ialah para penguasa atau hakim yang memutuskan sebuah hukum atau undang-undang yang menyelisihi hukum Allah Ta’ala dan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam, para penulis yang menuangkan buah pemikiran berupa kerusakan moral umat dan agama, semua orang yang menyeru di jalan keburukan, pengarang lagu erotis serta penyanyinya, serta semua orang yang setelah mati tapi keburukan yang pernah dilakukan senantiasa hidup.

Mari merenung sejenak. Apa pekerjaan yang kita jalani selama ini? Adakah jejak kebaikannya bagi umat? Ataukah justru menjadi contoh dalam berbagai banyak bidang kehidupan?

Wallahu a’lam.Sumber : Kisahikmah