Foto bungkus vaksin polio yang bertuliskan "Pada proses pembuatannya
bersinggungan dengan bahan bersumber babi" beredar di media sosial. Dalam keterangan foto tersebut menyebutkan vaksin itu adalah vaksin yang digunakan untuk Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio tahun 2016. Vaksin disebut mengandung unsur babi.
Benarkah kabar tersebut?
Investigasi:
detikcom menelusuri foto tersebut, hasilnya foto itu merupakan kemasan vaksin suntik polio. Hal ini berbeda dengan vaksin yang digunakan oleh Kemenkes dalam kegiatan PIN Polio 2016 yang menggunakan vaksin tetes (trivalent Oral Polio Vaccine) produksi lokal PT Biofarma yang tidak ada tulisan apa pun terkait bahan bersumber babi.
"Bungkus vaksin polio yang beredar di medsos dengan tulisan "pada proses pembuatannya bersinggungan dengan bahan bersumber babi" adalah vaksin polio suntik. Sedangkan yang digunakan pada Pekan Imunisasi Nasional 2016 adalah vaksin tetes," ucap Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes RI Oscar Primadi dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom.
Oscar menambahkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga secara resmi mendukung program imunisasi di Indonesia, termasuk PIN Polio 2016, sebagaimana tercantum dalam fatwa MUI Nomer 4 Tahun 2016 tentang Imunisasi yang ditetapkan pada 23 Januari 2016.
Oleh karena itu pemerintah mengimbau kepada masyarakat agar membawa anak-anak mereka yang berusia 0 hingga 59 bulan ke Pos PIN terdekat pada tanggal 8-15 Maret 2016.
"PIN Polio 2016 bertujuan mencegah anak-anak Indonesia tertular virus polio. Dengan imunisasi polio masyarakat akan mendapatkan kekebalan yang tinggi sehingga dapat mempertahankan status Indonesia Bebas Polio," ucap Oscar.
Kesimpulan:
Kabar yang mengatakan vaksin yang digunakan dalam PIN Polio 2016 mengandung unsur babi dalam proses pembuatannya adalah tidak benar atau hoax. Vaksin untuk PIN berjenis vaksin tetes bukanlah vaksin suntik seperti dalam foto yang beredar di media sosial.
(slm/nrl)
Sumber : news.detik.com/
bersinggungan dengan bahan bersumber babi" beredar di media sosial. Dalam keterangan foto tersebut menyebutkan vaksin itu adalah vaksin yang digunakan untuk Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio tahun 2016. Vaksin disebut mengandung unsur babi.
Benarkah kabar tersebut?
Investigasi:
detikcom menelusuri foto tersebut, hasilnya foto itu merupakan kemasan vaksin suntik polio. Hal ini berbeda dengan vaksin yang digunakan oleh Kemenkes dalam kegiatan PIN Polio 2016 yang menggunakan vaksin tetes (trivalent Oral Polio Vaccine) produksi lokal PT Biofarma yang tidak ada tulisan apa pun terkait bahan bersumber babi.
"Bungkus vaksin polio yang beredar di medsos dengan tulisan "pada proses pembuatannya bersinggungan dengan bahan bersumber babi" adalah vaksin polio suntik. Sedangkan yang digunakan pada Pekan Imunisasi Nasional 2016 adalah vaksin tetes," ucap Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes RI Oscar Primadi dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom.
Oscar menambahkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga secara resmi mendukung program imunisasi di Indonesia, termasuk PIN Polio 2016, sebagaimana tercantum dalam fatwa MUI Nomer 4 Tahun 2016 tentang Imunisasi yang ditetapkan pada 23 Januari 2016.
Oleh karena itu pemerintah mengimbau kepada masyarakat agar membawa anak-anak mereka yang berusia 0 hingga 59 bulan ke Pos PIN terdekat pada tanggal 8-15 Maret 2016.
"PIN Polio 2016 bertujuan mencegah anak-anak Indonesia tertular virus polio. Dengan imunisasi polio masyarakat akan mendapatkan kekebalan yang tinggi sehingga dapat mempertahankan status Indonesia Bebas Polio," ucap Oscar.
Kesimpulan:
Kabar yang mengatakan vaksin yang digunakan dalam PIN Polio 2016 mengandung unsur babi dalam proses pembuatannya adalah tidak benar atau hoax. Vaksin untuk PIN berjenis vaksin tetes bukanlah vaksin suntik seperti dalam foto yang beredar di media sosial.
(slm/nrl)
Sumber : news.detik.com/