Kisah Perselisihan Dua Malaikat

Terdapat kisah terkenal yang disebutkan dalam banyak kitab
mengenai seseorang yang telah berbuat banyak dosa. Ketika menuju permintaan ampunan dan tobat pada Allah, kemudian ia meninggal terlebih dahulu sebelum sampai pada tujuannya meminta ampunan itu. Karena hal inilah, terdapat dua malaikat yang kemudian berselisih. Lalu siapa yang dibenarkan atau dimenangkan Allah antara keduanya?

Kisah Perselisihan Dua Malaikat


Allah telah menciptakan semua yang ada, termasuk makhluk yang ghaib. Salah satunya adalah malaikat. Malaikat merupakan ciptaan Allah yang paling taat dalam menjalani perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Janganlah berputus asa terhadap rahmat Allah SWT, meskipun kita telah melakukan banyak dosa. Allah adalah Maha Pengampun yang membukakan pintu ampunan bagi setiap hamba-Nya yang ingin bertaubat dengan sungguh-sungguh. Oleh karena itu, segeralah meminta ampunan dan memperbaiki diri agar tidak lagi melakukan perbuatan dosa lagi.

Selama hidupnya, pendosa itu telah membunuh sembilan puluh sembilan orang mati di tangannya sendiri. Namun hati nuraninya berkata lain, ia ingin segera bertobat. Kemudian, ia mendatangi ahli ibadah pada zaman tersebut. Sesampainya di rumah ahli ibadah tersebut, ia menceritakan segala pengalaman buruk dalam kehidupannya. Setelah selesai, ia pun bertanya apakah masih ada kesempatan untuknya mendapatkan ampunan dari Allah.

Ahli ibadah pun menjawab dengan ketus, ia mengatakan bahwa pendosa tersebut telah terlaknat. Membunuh satu nyawa saja sangat sulit mendapatkan ampunan, apalagi sembilan puluh sembilan nyawa orang.

Karena mendengar jawaban ahli ibadah itu, pendosa pun kemudian kesal dan akhirnya ia membunuh sang ahli ibadah hingga genaplah korbannya yang keseratus. Kemudian, pendosa itu mendatangi ahli ibadah lain dan meminta pendapat dan mencari hidayah. Ahli ibadah kedua ini memberikan saran agar pendosa itu pergi ke suatu tempat agar bisa menghindari kebiasaan buruknya ini.

Segeralah pendosa itu pergi menuju tempat tersebut. Dalam perjalanan, ia pun dijemput ajal. Padahal, niatnya untuk hijrah menjadi lebih baik belum tuntas. Hal inilah yang menjadikan dua malaikat berselisih.

Malaikat Rahmat mengatakan bahwa ia datang dalam kondisi bertaubat. Sementara Malaikat Adzab menyayangkan karena pendosa itu belum sampai ke tujuannya. Kedua malaikat ini kemudian diminta Allah untuk mengukur jarak dari tempat tujuan hijrah hingga tempatnya dijemput ajal, dan tempat meninggalnya ke tempat hijrah.

Ketentuannya, jarak yang lebih dekat dengan tempat tujuan hijrah merupakan ketentuan bagi pendosa tersebut sebagai manfaat bertaubat kepada Allah SWT.

Berdasarkan pengukuran yang telah dilakukan, didapatkan bahwa jarak antara tempat hijrah dengan tempat meninggalnya lebih jauh daripada tempat meninggal dengan tempat tujuan hijrahnya. Oleh karena itu, Malaikat Rahmat lebih berhak atasnya dan Allah pun telah mengampuni dosa yang pernah dilakukan orang tersebut.

Kisah ini menjelaskan betapa tulusnya niatnya dalam berhijrah sehingga dianggap sebagai pertobatan yang murni karena keikhlasannya. Dalam sebuah hadits dijelaskan bahwa orang tersebut telah mendekatkan diri ke tempat tujuannya untuk berhijrah ketika sakaratul maut. Niat tulus ikhlas yang dimiliki oleh laki-laki itu, membuat Allah mengampuni setiap perbuatan dosanya.

Sebagai seorang muslim, dilarang bagi kita untuk berputus asa dalam mencari rahmat Allah. Percayalah bahwa Allah adalah Maha Pengampun. Apabila kita telah menyadari dan menyesali perbuatan dosa, maka segeralah untuk meminta ampunan pada Allah dan memperbaiki perbuatan menjadi lebih baik.

Sumber : kumpulanmisteri.com