Umat Muslim sudah seyogyanya tahu bahwa Allah SWT akan
selalu memberi balasan bagi amal-amal yang telah dilakukan selama hidup. Keadilan Allah Yang Maha Penyayang ini terlihat dari cara hidup-Nya yang tak pernah zalim dan selalu menepati janji suci-Nya yang terucap. Jadi, jangan ragu memberikan amal kepada kaum yang membutuhkan karena Allah pasti akan membalasnya, seperti seorang laki-laki dan amalan ini membuatnya didatangi dan ditanyai malaikat.
Akan tetapi, jangan juga jadikan amal yang kita beri sebagai media untuk dapat imbalan, karena hal itu berarti kita tak ikhlas saat memberikannya. Abu Hurairah pernah meriwayatkan sebuah hadits yang cukup terkenal. Dalam hadits itu, terkisah seorang laki-laki sangat agung yang namanya tidak diketahui sampai sekarang. Abu Hurairah mengaku mendengar kisah tersebut dari Nabi Muhammad SAW.
Jadi, lelaki tersebut pernah melakukan amal shalih. Awalnya laki-laki tersebut ingin mengunjungi saudaranya yang tinggal di kampung berbeda. Saat berada dalam perjalanan, sesosok malaikat turun menghampiri lelaki tersebut berdasarkan utusan dari Allah yang Maha Esa. Malaikat kemudian bertanya hendak apakah lelaki yang agung tersebut. Ia pun menjawab bahwa ia memang hendak mengunjungi saudaranya di desa yang berbeda. Ternyata, itulah amalan shalih yang telah dia lakukan yang menjadikannya orang yang didatangi malaikat.
Mengunjungi saudara untuk menjaga tali silaturahim sangat penting dan menunjukkan iman kepada Allah SWT dalam Muslim. Orang-orang seperti inilah yang ternyata menbuat Allah tersenyum di surga. Malaikat kembali bertanya kepada lelaki tersebut, apakah kepentingan lain yang ingin dia dapatkan dari saudaranya tersebut.
Sangat mulia, lelaki agung tersebut menjawab bahwa tak ada kepentingan lain yang ingin ia dapat dari saudaranya. Jadi, ia memang semata-mata ingin berkunjung dan melepas rindu kepada saudaranya. Tentu saja hal ini didasarkan atas cintanya kepada saudara dalam nama Allah SWT. Tak lama kemudian, malaikat menyampaikan bahwa ia adalah utusan dari Allah di surga. Malaikat tersebut juga berkata dengan sikap sang lelaki yang seperti ini, Allah SWT mencintainya seperti cinta yang ia berikan kepada saudaranya dalam nama Allah Ta’ala.
Hal seperti inilah yang ternyata juga menjadi rahasia alam kubur. Silaturahim ini juga diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW dalam membentuk komunitas umat Muslim yang sangat solid. Untuk mewujudkan hal ini, beliau menumbuhkan rasa cinta di antara para sahabatnya lebih dulu. Tentu tak menggunakan harta, tahta, dan jabatan seperti yang dilakukan orang-orang modern sekarang ini.
Silaturahim ini dalam Muslim dapat menembus seluruh sekat keterbatasan yang membuat para pecinta di jalan memberikan apa yang dimiliki oleh mereka. Dan untuk menghancurkan sekat-sekat ini dengan memiliki inisiatif silaturahim, kita sebagai umat Muslim harus mencintai Allah SWT dengan sepenuh hati terlebih dahulu. Bagaimana dengan Anda? Di zaman sekarang ini cinta kepada saudara sering disalah artikan dengan memberi harta dan jabatan. Padahal, yang penting dan yang membuat kita mewujudkan amal shalih sesungguhnya adalah silaturahim tanpa motif apapun untuk mendapat kebaikan lain.
Sumber : kumpulanmisteri.com
selalu memberi balasan bagi amal-amal yang telah dilakukan selama hidup. Keadilan Allah Yang Maha Penyayang ini terlihat dari cara hidup-Nya yang tak pernah zalim dan selalu menepati janji suci-Nya yang terucap. Jadi, jangan ragu memberikan amal kepada kaum yang membutuhkan karena Allah pasti akan membalasnya, seperti seorang laki-laki dan amalan ini membuatnya didatangi dan ditanyai malaikat.
Akan tetapi, jangan juga jadikan amal yang kita beri sebagai media untuk dapat imbalan, karena hal itu berarti kita tak ikhlas saat memberikannya. Abu Hurairah pernah meriwayatkan sebuah hadits yang cukup terkenal. Dalam hadits itu, terkisah seorang laki-laki sangat agung yang namanya tidak diketahui sampai sekarang. Abu Hurairah mengaku mendengar kisah tersebut dari Nabi Muhammad SAW.
Jadi, lelaki tersebut pernah melakukan amal shalih. Awalnya laki-laki tersebut ingin mengunjungi saudaranya yang tinggal di kampung berbeda. Saat berada dalam perjalanan, sesosok malaikat turun menghampiri lelaki tersebut berdasarkan utusan dari Allah yang Maha Esa. Malaikat kemudian bertanya hendak apakah lelaki yang agung tersebut. Ia pun menjawab bahwa ia memang hendak mengunjungi saudaranya di desa yang berbeda. Ternyata, itulah amalan shalih yang telah dia lakukan yang menjadikannya orang yang didatangi malaikat.
Mengunjungi saudara untuk menjaga tali silaturahim sangat penting dan menunjukkan iman kepada Allah SWT dalam Muslim. Orang-orang seperti inilah yang ternyata menbuat Allah tersenyum di surga. Malaikat kembali bertanya kepada lelaki tersebut, apakah kepentingan lain yang ingin dia dapatkan dari saudaranya tersebut.
Sangat mulia, lelaki agung tersebut menjawab bahwa tak ada kepentingan lain yang ingin ia dapat dari saudaranya. Jadi, ia memang semata-mata ingin berkunjung dan melepas rindu kepada saudaranya. Tentu saja hal ini didasarkan atas cintanya kepada saudara dalam nama Allah SWT. Tak lama kemudian, malaikat menyampaikan bahwa ia adalah utusan dari Allah di surga. Malaikat tersebut juga berkata dengan sikap sang lelaki yang seperti ini, Allah SWT mencintainya seperti cinta yang ia berikan kepada saudaranya dalam nama Allah Ta’ala.
Hal seperti inilah yang ternyata juga menjadi rahasia alam kubur. Silaturahim ini juga diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW dalam membentuk komunitas umat Muslim yang sangat solid. Untuk mewujudkan hal ini, beliau menumbuhkan rasa cinta di antara para sahabatnya lebih dulu. Tentu tak menggunakan harta, tahta, dan jabatan seperti yang dilakukan orang-orang modern sekarang ini.
Silaturahim ini dalam Muslim dapat menembus seluruh sekat keterbatasan yang membuat para pecinta di jalan memberikan apa yang dimiliki oleh mereka. Dan untuk menghancurkan sekat-sekat ini dengan memiliki inisiatif silaturahim, kita sebagai umat Muslim harus mencintai Allah SWT dengan sepenuh hati terlebih dahulu. Bagaimana dengan Anda? Di zaman sekarang ini cinta kepada saudara sering disalah artikan dengan memberi harta dan jabatan. Padahal, yang penting dan yang membuat kita mewujudkan amal shalih sesungguhnya adalah silaturahim tanpa motif apapun untuk mendapat kebaikan lain.
Sumber : kumpulanmisteri.com