Hindari Mengeluh Karena Hujan, Bersyukur dan Berdoalah

Pemberitaan mengenai banjir di berbagai wilayah di Indonesia menjadi
headline media akhir-akhir ini. Seiring dengan datangnya musim penghujan, kita sering kali disuguhkan informasi bahwa hujan menyebabkan bencana, berbagai penyakit dan lain sebagainya.

Hindari Mengeluh Karena Hujan, Bersyukur dan Berdoalah


Secara tidak sadar, ternyata perbuatan yang demikian ini merupakan sebuah kesalahan yang bisa berdampak pada tauhid kaum muslim. Meskipun terlihat sederhana, namun sesungguhnya perkara ini merupakan hal serius karena menyangkut keimanan.

Hal ini bisa menimbulkan opini bahwa semua pergantian cuaca, alam dan seisinya akan dipandang sebagai kesalahan sang Pencipta. Keluhan-keluhan karena hujan tidak sepantasnya terlontar dari lisan kaum beriman. Lalu bagaimana adab kita apabila hujan turun? Berikut informasinya.

Setiap yang ada di semesta ini merupakan rahmat dari Allah SWT. Tidak ada satupun yang ada di dunia dapat terjadi tanpa kehendak dari Allah. Oleh karena itu, menyalahkan turunnya hujan sama halnya menyalahkan apa yang telah ditakdirkan oleh Allah kepada manusia dan alam semesta.

Sebagai seorang muslim, tidak sepantasnya kita marah hanya karena pakaian basah akibat siraman hujan. Mengeluh karena pertemuan gagal gara-gara hujan dan lain sebagainya. Semestinya sebagai seorang muslim kita harus menerima, menikmati dan bersyukur atas segala rahmat pemberian Allah SWT termasuk hujan.

Rasulullah SAW merupakan sebaik-baiknya manusia yang akhlak dan sifatnya pantas untuk dijadikan sebagai pedoman umat manusia. Termasuk cara beliau dalam menghormati datangnya hujan, kala melihat hujan beliau berdo’a:

“Allahumma Shayyiban Naafi’an (Ya Allah, jadikan hujan ini sebagai hujan yang membawa manfaat dan kebaikan.” (HR. Al-Buhari).

Bahkan Rasulullah SAW mengungkapkan rahasia, apabila di antara turunnya hujan ada letak dan tanda-tanda dikabulkannya sebuah doa (mustajab). Rasulullah SAW bersabda yang artinya:

“Carilah pengabulan doa pada saat bertemunya dua pasukan, pada saat iqamah shalat, dan saat turun hujan.” (HR. Al-Hakim).

Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata, ”Kami pernah kehujanan bersama Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam. Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyingkap bajunya hingga terguyur hujan. Kemudian kami mengatakan, “Wahai Rasulullah, mengapa engkau melakukan demikian?” Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Karena hujan ini baru saja Allah ciptakan.” Begitullah akhlak Nabi ketika turun hujan dari langit.

Bahkan Allah SWT juga menjanjikan soal hujan ini. Allah Ta’ala berfirman:

“Dan Kami turunkan dari langit air yang penuh berkah lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang diketam, dan pohon kurma yang tinggi-tinggi yang mempunyai mayang yang bersusun-susun, untuk menjadi rezeki bagi hamba-hamba (Kami), dan Kami hidupkan dengan air itu tanah yang mati (kering). Seperti itulah terjadinya kebangkitan.” (QS: Qaaf [50]: 9-11)

Selain itu hujan juga merupakan suatu hal yang dibutuhkan bagi kelangsungan hidup manusia itu sendiri. Allah Ta’ala telah mengatakan yang demikian dalam firman-Nya,

“Dan apakah mereka tidak memperhatikan, bahwasanya Kami menghalau (awan yang mengandung) air ke bumi yang tandus, lalu Kami tumbuhkan dengan air hujan itu tanaman yang daripadanya makan hewan ternak mereka dan mereka sendiri. Maka apakah mereka tidak memperhatikan?” (Q.S. As-Sajdah: 27)

“Dan di antara tanda-tanda-Nya (ialah) bahwa kau lihat bumi kering dan gersang, maka apabila Kami turunkan air di atasnya, niscaya ia bergerak dan subur. Sesungguhnya Tuhan Yang menghidupkannya, Pastilah dapat menghidupkan yang mati. Sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Fushshilat [41] : 39).

Di dalam Al-Qur’an tersebut, Allah telah menurunkan penjelasan bagaimana seharusnya umat muslim memperlakukan alam dan seisinya dengan baik. Namun pada kenyataan manusialah yang mengingkari nikmat Allah tersebut. Contohnya saja dengan memotong pohon dan menghabiskan lahan-lahan resapan air sehingga menimbulkan bencana.

Sebagai kaum muslim kita harus senantiasa bersyukur atas rahmat dari Allah SWT dengan cara menjaga dan merawat rahmat tersebut dengan baik. Jauhi mengeluh tatkala hujan tiba, sebab Allah tentu memberikan yang terbaik untuk hamba-Nya.  Allah ta’ala telah berfirman, artinya:

“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS: as-Syura (42): 30)

Ummu Salamah ra menceritakan bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Jika timbul maksiat pada umatku, maka Allah akan menyebarkan adzab kepada mereka. Aku (Ummu Salamah) berkata, “Wahai Rasulullah! Apakah tidak ada waktu itu orang-orang shaleh?” Beliau menjawab, “Ada.” Aku bertanya lagi, “Apa yang Allah akan perbuat kepada mereka?”

Beliau menjawab, “Allah akan menimpakan kepada mereka adzab sebagaimana ditimpakan kepada orang-orang yang melakukan maksiat, kemudian mereka akan mendapatkan ampunan dan keridhaan dari Rabb-nya.” (HR Ahmad).

Demikianlah informasi mengenai adab kaum muslim ketika hujan tiba. Sebagai umat Islam sudah semestinya kita menghindari banyaknya keluhan ketika Allah menurunkan hujan. Perbanyaklah bersyukur dan do’a sebagaimana diajarkan oleh Rasulullah SAW.

Sumber : infoyunik.com